Tips Memakai Peralatan Listrik di Rumah
Seringnya terjadi kebakaran di rumah adalah diakibatkan oleh konsleting listrik, faktor tersebut diakibatkan oleh kelalaian atau ketidaktahuan kita tentang pemahaman listrik yang benar, karena soal listrik tidaklah semudah dan sesederhana yang sebagian orang pikirkan. di bawah ini beberapa hal yang Saya rangkum dari hal-hal yang umum dilakukan oleh sebagian orang yang sebenarnya dapat berakibat fatal bagi keselamatan.
1. Pemakain Daya melebihi kapasaitas MCB
Gunakanlah pemakaian listrik sesuai daya yang terpasang, misalnya bila daya (watt) di rumah 900 watt maka jumlah beban listrik yang dipakai seluruh peralatan elektronik harus kurang dari 900 watt, karena bila melebihi ambang batas daya yang sudah ditetapkan maka MCB akan sering turun/OFF sendiri, Seringnya MCB turun akibat pemakaian berlebih adalah salah satu penyebeb cepat rusaknya MCB. Bila MCB rusak maka kemungkinan kebakaran karena rusaknya fungsi MCB.
2. Memasang colokan/steker bertumpuk
Karena kebutuhan pemakaian alat elektronik bertambah maka biasanya kita membuat Kabel rol lalu memasang steker kombinasi sehingga terdapat banyak steker yang terpasang dalam kabel rol tersebut, hal ini dapat mengakibatkan panasnya kabel listrik karena beban yang besar tidak seimbang dengan kemampuan kabel, maka kabel yang panas tersebut akan terbakar sehinga mengakibatkan kebakaran. sebaiknya bila membutuhkan penambahan stopkontak sebaiknya buatlah stopkontak baru di tembok.
3. Mencabut steker dengan menarik kabelnya
Dengan menarik kabel steker saat mematikan peralatan elektronik akan mengakibatkan terputusnya kabel peralatan aelektronik tersebut. Yang benar adalah dengan memegang kepala steker saat mencabutnya.
4. Kabel tidak sesuai SNI dan ukuran yang dibutuhkan.
Setiap kabel memiliki arti dan fungsi yang berbeda-beda, misalnya saja terdapat tulisan 2x1,5mm max 500 watt, artinya adalah bahwa kabel tersebut berisi dua kabel yang masing masing kabel berdiameter 1,5mm dan dapat dipakai untuk pemakaian maksimal 500 watt. selain itu SNI (standar nasional Indonesia) mempertegas sebuah kabel memiliki kualitas yang baik.
5. Tidak terpasangnya Grounding
Selayaknya setiap peralatan listrik yang sering bersentuhan dengan kita dipasangi grounding, manfaat grounding diantaranya adalah mencagah tersegatnya kulit kita saat bersentuhan dengan badan/sasis alat elektronik misalnya kulkas, komputer, setrika, dan lain-lain.
6. Cara menyambung kabel yang kurang benar
Diantara kita mungkin pernah membetulkan kabel yang terputus, beberapa kesalahan yang umum dilakukan adalah letak sambungan antara dua buah kabel negatip dan positip yang berdekatan, kurang kuatnya sambungan, dan tidak dipasangnya isolasi. hal-hal tersebut dapat mengakibatkan bahaya seeprti konsleting, menimbulkan bahaya tersengat setrum.
7. Letak kabel yang tidak rapi
Pernahkah anda melihat suatu rumah dengan perkabelan yang berseliweran di mana-mana? selain terlihat kurang baik, hal tersebut dapat menimbulkan konsleting. selain itu kabel dapat cepat rusak karena tertarik oleh sesuatu ataupun dirusak oleh gigitan tikus.
1. Pemakain Daya melebihi kapasaitas MCB
Gunakanlah pemakaian listrik sesuai daya yang terpasang, misalnya bila daya (watt) di rumah 900 watt maka jumlah beban listrik yang dipakai seluruh peralatan elektronik harus kurang dari 900 watt, karena bila melebihi ambang batas daya yang sudah ditetapkan maka MCB akan sering turun/OFF sendiri, Seringnya MCB turun akibat pemakaian berlebih adalah salah satu penyebeb cepat rusaknya MCB. Bila MCB rusak maka kemungkinan kebakaran karena rusaknya fungsi MCB.
2. Memasang colokan/steker bertumpuk
Karena kebutuhan pemakaian alat elektronik bertambah maka biasanya kita membuat Kabel rol lalu memasang steker kombinasi sehingga terdapat banyak steker yang terpasang dalam kabel rol tersebut, hal ini dapat mengakibatkan panasnya kabel listrik karena beban yang besar tidak seimbang dengan kemampuan kabel, maka kabel yang panas tersebut akan terbakar sehinga mengakibatkan kebakaran. sebaiknya bila membutuhkan penambahan stopkontak sebaiknya buatlah stopkontak baru di tembok.
3. Mencabut steker dengan menarik kabelnya
Dengan menarik kabel steker saat mematikan peralatan elektronik akan mengakibatkan terputusnya kabel peralatan aelektronik tersebut. Yang benar adalah dengan memegang kepala steker saat mencabutnya.
4. Kabel tidak sesuai SNI dan ukuran yang dibutuhkan.
Setiap kabel memiliki arti dan fungsi yang berbeda-beda, misalnya saja terdapat tulisan 2x1,5mm max 500 watt, artinya adalah bahwa kabel tersebut berisi dua kabel yang masing masing kabel berdiameter 1,5mm dan dapat dipakai untuk pemakaian maksimal 500 watt. selain itu SNI (standar nasional Indonesia) mempertegas sebuah kabel memiliki kualitas yang baik.
5. Tidak terpasangnya Grounding
Selayaknya setiap peralatan listrik yang sering bersentuhan dengan kita dipasangi grounding, manfaat grounding diantaranya adalah mencagah tersegatnya kulit kita saat bersentuhan dengan badan/sasis alat elektronik misalnya kulkas, komputer, setrika, dan lain-lain.
6. Cara menyambung kabel yang kurang benar
Diantara kita mungkin pernah membetulkan kabel yang terputus, beberapa kesalahan yang umum dilakukan adalah letak sambungan antara dua buah kabel negatip dan positip yang berdekatan, kurang kuatnya sambungan, dan tidak dipasangnya isolasi. hal-hal tersebut dapat mengakibatkan bahaya seeprti konsleting, menimbulkan bahaya tersengat setrum.
7. Letak kabel yang tidak rapi
Pernahkah anda melihat suatu rumah dengan perkabelan yang berseliweran di mana-mana? selain terlihat kurang baik, hal tersebut dapat menimbulkan konsleting. selain itu kabel dapat cepat rusak karena tertarik oleh sesuatu ataupun dirusak oleh gigitan tikus.